PON 2024

Culture

  • EMBLEM

    Logo PON XXI 2024 ini merupakan sebuah karya yang menggambarkan perpaduan antara elemen-elemen budaya dan simbolik dari dua provinsi tuan rumah, Aceh dan Sumatera Utara. Setiap elemen dalam logo ini memiliki arti mendalam yang merefleksikan nilai-nilai luhur yang ingin dibawa dalam penyelenggaraan PON kali ini. Makna dan Filosofi Elemen Logo PON XXI 2024 Tiga Cincin Tiga cincin dalam logo ini melambangkan wadah induk olahraga prestasi Indonesia. Cincin ini menjadi simbol persatuan dalam keberagaman, di mana para atlet dari seluruh penjuru negeri bersatu dalam semangat sportifitas dan kompetisi yang sehat. Kain Songket Melayu Kain songket yang ditampilkan dalam logo adalah simbol keramah-tamahan, sopan santun, dan kesucian. Songket Melayu dikenal sebagai kain tradisional yang kaya akan motif dan filosofi kehidupan. Kehadirannya dalam logo PON XXI mencerminkan keramahan serta keterbukaan masyarakat Sumatera Utara terhadap para tamu dan peserta PON dari seluruh Indonesia. Rencong Rencong, pusaka tradisional dari Aceh, dimasukkan sebagai elemen penting dalam logo untuk melambangkan keberanian, keperkasaan, kepahlawanan, dan patriotisme. Rencong adalah simbol kekuatan dan semangat juang masyarakat Aceh yang menjadi inspirasi bagi para atlet dalam meraih prestasi terbaik. Kain Ulos Batak Kain Ulos merupakan kain adat yang khas dari suku Batak di Sumatera Utara. Ulos dikenal sebagai simbol persatuan, kasih sayang, dan persaudaraan. Kehadiran kain Ulos dalam logo ini menggambarkan semangat kebersamaan dan persatuan yang ingin diwujudkan dalam PON XXI, di mana seluruh peserta diharapkan bisa menjalin hubungan persaudaraan yang erat. Lima Api Obor Lima api obor dalam logo PON XXI melambangkan "Lima Sukses PON" yang menjadi target utama dalam penyelenggaraan PON kali ini. Kelima sukses tersebut adalah: Sukses penyelenggaraan Sukses prestasi Sukses pemberdayaan ekonomi rakyat Sukses administrasi Sukses pemanfaatan fasilitas pasca event Logo PON XXI 2024 Aceh-Sumatera Utara ini tidak hanya menjadi identitas visual dari ajang olahraga nasional tersebut, tetapi juga menjadi simbol persatuan dan semangat gotong royong yang diusung oleh seluruh rakyat Indonesia. Melalui filosofi yang diusungnya, logo ini diharapkan mampu menginspirasi seluruh elemen bangsa untuk bersatu padu menyukseskan perhelatan PON XXI dan memajukan dunia olahraga tanah air

  • MASCOT

    PON atau Pekan Olahraga Nasional merupakan acara olahraga terbesar di Indonesia yang diadakan setiap empat tahun sekali. Dari tiap tahun pelaksanaan, ada suatu maskot yang biasanya berasal dari identitas tempat penyelenggaraan. Di balik maskot yang dijadikan simbol pelaksanaan, biasanya mengandung makna dan filosofinya sendiri. PON XXI 2024 yang digelar di Aceh dan Suamtera ini menggunakan maskot Gajah dan Harimau Sumatera yang merupakan hewan khas yang ada di daerah Sumatera Utara dan Aceh. Dua maskot PON XXI 2024 tidak hanya menampilkan semangat kompetisi olahraga tetapi juga merayakan kekayaan budaya lokal dan nasional. Po Meurah dan Matra diharapkan mampu menyatukan semangat masyarakat Indonesia untuk mendukung dan merayakan ajang olahraga terbesar di tanah air ini.

  • MATRA

    Matra, merupakan maskot wilayah Sumatera Utara, berbentuk harimau Sumatera yang melambangkan kekuatan, energi, dan kepemimpinan. Filosofi Matra mencakup: Nama Matra: Diambil dari kata harimau Sumatera, hewan khas yang menjadi simbol kekuatan di Sumatera Utara. Tiga Unsur Seni pada Matra: Tanjak Melayu: Penutup kepala khas Melayu yang melambangkan kehormatan, amanah, dan tanggung jawab. Gorga Batak: Seni hias tradisional Batak yang menjadi simbol religius dan kemakmuran. Ulos Batak: Kain tradisional yang melambangkan kasih sayang dan persatuan.

  • PO MEURAH

    Po Meurah, merupakan maskot wilayah Aceh, berbentuk gajah putih sumatera yang mengenakan kopiah meukeutop. Maskot ini melambangkan kekuatan, kesetiaan, dan persatuan, dengan filosofi mendalam sebagai berikut: Legenda Gajah di Aceh: Gajah merupakan sosok yang sangat dihormati dan melegenda di Aceh. Kendaraan Sultan dan Keluarga Kerajaan: Pada masa lalu, gajah dijadikan kendaraan bagi para sultan dan keluarganya. Meurah: Dalam budaya Aceh, meurah merujuk pada keturunan bangsawan yang dihormati, menggambarkan kehormatan dan kebangsawanan.

  • TORCH XXI

    Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI tahun 2024 di Aceh dan Sumatera Utara memiliki sebuah elemen yang sangat penting dalam upacara pembukaannya, yaitu obor api. Obor ini bukan hanya sekadar alat untuk mengawali acara, tetapi juga menjadi simbol yang mencerminkan semangat, budaya, dan identitas daerah tuan rumah. Desain obor PON XXI ini dibuat dengan teliti dan penuh makna, menggambarkan perpaduan nilai-nilai lokal yang kaya dengan semangat persatuan Indonesia. Desain obor PON XXI Aceh-Sumatera Utara 2024 adalah hasil dari proses kreatif yang panjang dan penuh makna. Obor ini tidak hanya sekadar alat untuk mengawali acara, tetapi juga menjadi simbol yang kaya akan nilai budaya, filosofi, dan persatuan bangsa. Dengan menggunakan material dan motif hias yang mencerminkan kekayaan budaya lokal, obor ini diharapkan dapat menjadi simbol yang kuat dan inspiratif bagi seluruh masyarakat Indonesia. Filosofi dan Simbolisme dalam Desain Obor Desain obor PON XXI Aceh-Sumatera Utara 2024 dirancang untuk mewakili kekayaan budaya Aceh dan Sumatera Utara, khususnya budaya suku Batak, serta menggabungkan nilai-nilai yang dipegang teguh oleh masyarakat setempat. Proses Kreatif yang Teliti Pembuatan obor ini melalui berbagai tahap yang melibatkan penelitian, perancangan, hingga uji coba teknis. Setelah riset budaya dilakukan, konsep filosofi yang telah diidentifikasi diterapkan dalam desain. Pemilihan material, seperti kayu dan logam dari wilayah Sumatera Utara dan Aceh, serta motif hias khas daerah, menjadi elemen penting dalam desain ini. Motif "Pucuk Rebung" dari Aceh dan "Gorga Simeol-meol" dari Batak, misalnya, melambangkan persatuan, pertumbuhan, dan gotong royong, yang merupakan nilai-nilai yang ingin disampaikan melalui obor ini. Material yang Mengandung Sejarah dan Makna Setiap elemen dari obor ini dipilih dengan cermat untuk mencerminkan kekayaan budaya dan sejarah daerah. Kayu "Ingul" dari Danau Toba, yang terkenal dengan kekuatannya dan tahan terhadap air, digunakan sebagai salah satu material utama. Selain itu, kayu "Shiron" dari Aceh, yang juga tahan terhadap cuaca ekstrem, dipadukan dengan kayu "Jati" dari Jawa Barat, yang digunakan sebagai pengingat tempat di mana obor ini dirancang dan dibuat. Material logam yang digunakan, seperti kuningan dan tembaga, dipilih karena daya tahan dan kemampuannya untuk menangani cuaca dan kondisi lingkungan yang beragam. Semua material ini tidak hanya berfungsi praktis, tetapi juga membawa makna simbolis yang dalam, mencerminkan kekuatan, ketahanan, dan persatuan bangsa. Spesifikasi Teknis dan Desain Ergonomis Desain obor PON XXI Aceh-Sumatera Utara 2024 tidak hanya memperhatikan aspek estetika, tetapi juga fungsionalitas dan ergonomi. Dengan berat tidak lebih dari 2 kg, obor ini dirancang agar mudah digenggam dan nyaman dibawa berlari. Tingginya sekitar 650 mm, dan dapat menyala selama kurang lebih 2 jam, cukup untuk mengiringi kirab pembukaan acara. Selain itu, obor ini juga dirancang agar tahan terhadap berbagai kondisi cuaca, termasuk angin kencang dan hujan, sehingga dapat digunakan dalam berbagai situasi tanpa mengurangi fungsinya. Simbol Persatuan dan Identitas Nasional Obor PON XXI Aceh-Sumatera Utara 2024 bukan hanya sekadar alat peraga, tetapi juga simbol persatuan dan identitas nasional. Motif hias yang digunakan dalam desain obor ini, seperti "Pucuk Rebung" dan "Gorga Simeol-meol," menggambarkan pesan tentang pentingnya persatuan dalam keberagaman, gotong royong, dan solidaritas. Dengan menggabungkan elemen-elemen budaya dari Aceh, Sumatera Utara, dan Jawa Barat, obor ini mencerminkan semangat Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi dasar dari persatuan Indonesia. Obor ini diharapkan tidak hanya menjadi simbol semangat olahraga, tetapi juga sebagai pengingat bahwa dalam keberagaman, kita tetap satu.

  • MEDAL

    Medali PON (Pekan Olahraga Nasional) adalah penghargaan yang diberikan kepada atlet atau tim yang memenangkan pertandingan di berbagai cabang olahraga selama PON berlangsung. Ada tiga jenis medali yang diberikan: emas untuk juara pertama, perak untuk juara kedua, dan perunggu untuk juara ketiga. Medali ini menjadi simbol prestasi dan kebanggaan bagi para atlet dan daerah yang mereka wakili.