PON 2024

NEWS

Melawan Batas, Menggapai Emas: Kisah Inspiratif Atlet Dayung Papua Barat

Jumat, 13 September 2024 | 00:00 WIB

Pedayung putri Papua Yunita Aprilia dan Sella Monim (tengah) bersama pedayung Jawa Barat Nurevani dan Sri Kandi (kiri) serta pedayung Papua Barat Sisma Robaha dan Herlin Aprilin Lali (kanan) menunjukkan medalinya usai upacara penganugerahan medali dayung nomor WK-2.500 meter PON Aceh-Sumut 2024 di Waduk Keuliling Indrapuri, Aceh Besar, Aceh, Kamis (5/9/2024). Pedayung Papua Yunita Aprilia dan Sella Monim berhasil meraih medali emas dengan catatan waktu 2 menit 062 detik, medali perak diraih Nurevani dan Sri Kandi dengan catatan waktu 2 menit 067 detik serta medali perunggu direbut Sisma Robaha dan Herlin Aprilin Lali dengan catatan waktu 2 menit 08 detik. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/nym.
PON XXI - Banda Aceh – Ketika semangat dan tekad kuat bertemu dengan kerja keras dan persiapan matang, hasilnya adalah prestasi yang tak terbendung. Inilah yang ditunjukkan oleh atlet dayung asal Papua Barat dalam gelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatra Utara 2024. Terlepas dari perbedaan kondisi alam dan cuaca antara Papua Barat dan Aceh, tim dayung Papua Barat membuktikan bahwa tantangan bukanlah penghalang, melainkan peluang untuk menunjukkan kemampuan terbaik.

Bagi banyak orang, perbedaan alam antara Papua Barat dan Aceh bisa menjadi hambatan. Papua Barat dengan iklim tropis dan hutan yang lebat jelas berbeda dengan Aceh yang dikenal dengan perairannya. Namun, bagi atlet dayung Papua Barat, perbedaan ini justru menjadi ujian untuk beradaptasi dan mengasah kemampuan mereka.

Pelatih dayung Papua Barat, Yan Agus Rumbewas, mengakui bahwa perbedaan kondisi antara Papua dan Aceh memang ada, tetapi tidak menjadi halangan yang berarti bagi timnya. “Kami sudah mempersiapkan para atlet sejak enam bulan terakhir dengan target meraih medali emas. Kami juga sudah melakukan latihan intensif di Waduk Cipule, Karawang, Jawa Barat, sehingga para atlet terbiasa dengan berbagai kondisi alam dan cuaca,” jelas Yan Agus di Media Center PON XXI Aceh di Hotel Hermes, Banda Aceh, pada Rabu (11/9/2024).

Adaptasi yang cepat dan latihan yang konsisten membuat para atlet Papua Barat mampu beradaptasi dengan lingkungan baru. Tidak hanya itu, mereka juga mampu mengeluarkan potensi maksimal dalam kompetisi, meski harus berlomba di luar habitat asli mereka.

Prestasi yang Membanggakan

Hingga Rabu (11/9/2024), Papua Barat berhasil meraih tiga medali emas dan satu medali perunggu di cabang olahraga dayung PON XXI. Herlin Aprilin Lali menjadi salah satu atlet yang berhasil membawa pulang medali emas pada nomor Canoeing 200 meter.

Tak hanya itu, Dessi Welmince Robaha dan Pinon Robaha juga sukses menambah koleksi medali emas bagi Papua Barat pada nomor stand up paddle pria dan wanita.Medali perunggu juga diraih oleh Sisma Robaha bersama Herlin Aprilin Lali di nomor Cano Double 500 meter. Prestasi ini menunjukkan bahwa Papua Barat bukan hanya bersaing, tetapi juga mendominasi dalam cabang olahraga dayung di PON kali ini.

“Kami bersyukur bisa meraih prestasi ini. Luka tidak mendapatkan medali pada PON Papua menjadi pemicu kami untuk berprestasi di Aceh. Prestasi yang kami raih ini sungguh di luar ekspektasi, luar biasa,” kata Yan Agus.

Keberhasilan para atlet Papua Barat dalam menghadapi berbagai tantangan dan tetap berprestasi adalah contoh nyata dari semangat juang yang harus dimiliki oleh generasi muda Indonesia. Kunci utama dari kesuksesan mereka adalah kerja keras, konsistensi dalam latihan, dan adaptasi yang cepat terhadap lingkungan baru.

Melalui pencapaian ini, para atlet Papua Barat ingin memberikan pesan kepada generasi muda bahwa untuk mencapai puncak prestasi, dibutuhkan tekad yang kuat, kemauan untuk terus belajar, dan semangat pantang menyerah. Tidak ada keberhasilan yang datang secara instan. Segala hal yang diraih melalui proses panjang, seperti latihan selama berbulan-bulan yang dilakukan oleh tim dayung Papua Barat, akan menghasilkan hasil yang memuaskan.

Herlin Aprilin Lali misalnya. Salah satu peraih emas, mengungkapkan bahwa prestasi yang ia capai bukanlah hasil dari usaha individu semata, melainkan buah dari kerja sama tim yang solid. “Saya merasa bangga bisa mempersembahkan medali emas untuk Papua Barat. Ini adalah hasil kerja keras kami bersama, tidak hanya saya, tetapi juga seluruh tim yang selalu mendukung satu sama lain,” ujar Herlin.

Ubah Tantangan Jadi Peluang

Yan Agus menambahkan, tantangan cuaca dan kondisi alam di Aceh bukanlah sesuatu yang harus dihindari, melainkan harus diterima sebagai peluang untuk mengasah kemampuan dan mengembangkan diri. Dalam setiap tantangan, selalu ada kesempatan untuk belajar dan tumbuh.

“Para atlet kami sudah terbiasa dengan berbagai kondisi, mulai dari latihan di Papua yang cuacanya cukup ekstrem hingga di Karawang dengan kondisi alam yang berbeda. Oleh karena itu, ketika mereka berkompetisi di Aceh, mereka sudah memiliki modal mental yang kuat untuk menghadapi segala rintangan,” kata Yan Agus.

Ini adalah pelajaran penting bagi generasi muda yang bercita-cita menjadi atlet atau ingin berprestasi di bidang apa pun. Tantangan tidak seharusnya menjadi penghalang, tetapi menjadi batu loncatan untuk mencapai tujuan yang lebih besar. Dengan tekad yang kuat dan kemauan untuk terus belajar, tidak ada tantangan yang terlalu besar untuk diatasi.

Keberhasilan tim dayung Papua Barat di PON XXI Aceh-Sumut 2024 ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia untuk terus berprestasi di bidang masing-masing. Baik di dunia olahraga, akademik, maupun bidang lain, semangat juang dan pantang menyerah adalah kunci untuk mencapai keberhasilan.

Bagi generasi muda yang bercita-cita menjadi atlet profesional, kisah tim dayung Papua Barat adalah bukti nyata bahwa dengan persiapan yang matang, kerja keras, dan dedikasi, segala sesuatu mungkin dicapai. Tidak peduli seberapa besar tantangan yang dihadapi, asalkan memiliki mental yang kuat dan semangat untuk beradaptasi, kesuksesan akan selalu menanti di depan mata.

Rajin berlatih, pantang menyerah, dan selalu bersikap positif dalam menghadapi rintangan adalah nilai-nilai yang harus dipegang teguh oleh generasi muda. Dengan meneladani semangat dan tekad para atlet Papua Barat, generasi muda Indonesia dapat menjadi pemimpin masa depan yang tidak hanya berprestasi di dalam negeri, tetapi juga di kancah internasional.

Pada akhirnya, keberhasilan tim dayung Papua Barat di PON XXI Aceh-Sumut bukan hanya tentang medali yang mereka bawa pulang, tetapi juga tentang pesan inspiratif yang mereka bawa kepada seluruh anak muda di Indonesia. Bahwa tidak ada mimpi yang terlalu besar untuk diraih, asalkan diiringi dengan kerja keras, dedikasi, dan semangat pantang menyerah.

Dengan semangat juang yang terus menyala, generasi muda Indonesia bisa terus berkarya dan berprestasi, menjadikan bangsa ini lebih kuat, lebih tangguh, dan lebih berdaya saing di panggung dunia. (Isma/TR/Elvira Inda Sari). (Isma/TR/Elvira Inda Sari).