“Sebagai tuan rumah, bisa mencapai perempat final tentu merupakan sebuah prestasi. Namun, di babak perempat final, kita harus berhadapan dengan tim Jawa Timur yang memiliki pemain dengan pengalaman nasional dan internasional. Itu yang membuat kita belum beruntung,” ujar Budi Kafrawi, Jumat (13/9/2024).

Meski gagal melangkah lebih jauh, Budi tetap optimis dengan perkembangan tenis Aceh ke depannya. Ia menyebutkan bahwa Aceh telah mendapatkan kepercayaan dari PELTI pusat sebagai salah satu dari 10 sentra pembinaan tenis di Indonesia.

“Kita memiliki peluang besar ke depan dengan adanya dukungan dari pusat dan daerah. Ini adalah kesempatan bagi kita untuk lebih mengembangkan bakat-bakat lokal,” jelasnya.

Budi juga menyoroti pentingnya peningkatan pembinaan dan jam terbang para pemain tenis di Aceh. Ia berharap kolaborasi antara PELTI Aceh dan pusat dapat lebih ditingkatkan untuk menjadikan Aceh sebagai pusat pembinaan tenis yang unggul.

“Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan pengalaman dan jam bertanding para atlet kita, sehingga pada PON berikutnya kita bisa tampil lebih baik dan meraih medali,” tutup Budi Kafrawi.

Dengan berbagai upaya dan dukungan yang diberikan, PELTI Aceh optimis akan mampu membina atlet-atlet tenis yang lebih kompetitif dan meraih prestasi yang lebih tinggi di masa mendatang.