PON 2024

NEWS

Boyong Tiga Emas untuk Jawa Timur, Diananda Ingin Patahkan Stigma Atlet Seorang Ibu

Senin, 16 September 2024 | 00:00 WIB

Srikandi Panahan asal Jawa Timur, Diananda Choirunisa berhasil memboyong tiga medali emas panahan di tiga kelas yang diikuti pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024. Foto: MC PON Aceh/Riska Zulfira.
PON XXI - Banda Aceh – Srikandi panahan Jawa Timur, Diananda Choirunisa, berhasil memboyong tiga medali emas pada cabang olahraga panahan di PON XXI Aceh-Sumut 2024. Medali emas tersebut diraih Diananda dari tiga nomor yang diikutinya.

Emas pertama diperoleh dari nomor recurve beregu putri. Emas kedua datang dari nomor recurve beregu putri bersama Ayu Mareta Dyasari dan Putri Karina Rachmawati, yang berhasil mengalahkan tim Jawa Tengah.

Emas terakhir diraih Diananda dari nomor recurve beregu campuran, di mana ia berpasangan dengan Riau Ega Agatha, dan kembali mengalahkan Jawa Tengah.

Wanita kelahiran 1997 ini sudah tidak asing lagi dalam dunia panahan. Diananda telah berpartisipasi dalam berbagai kejuaraan nasional hingga internasional. Sebelumnya, ia mengikuti Olimpiade Paris 2024, meskipun langkahnya terhenti di babak perempat final.

Prestasi gemilang Diananda tidak berhenti meski ia kini telah menjadi seorang ibu. Ia sukses menambah koleksi medali emas untuk Jawa Timur di PON Aceh-Sumut. Diananda mengatakan, tiga medali emas yang diraihnya ini dipersembahkan untuk sang buah hati, Daisa Araya, yang kebetulan juga ikut menemaninya selama kompetisi.

“Medali ini saya hadiahkan untuk anak saya dan suami yang selalu mendukung dari jauh,” ungkap Diananda, Senin (16/9/2024).

Ia juga menambahkan bahwa dukungan dari orang tua dan mertua menjadi pendorong semangatnya. Peran ibu kandung dan ibu mertuanya sangat besar dalam membantu menjaga sang buah hati saat Diananda menjalani latihan.

“Selama latihan, ibu saya dan ibu mertua yang menjaga anak. Kadang kalau kangen, anak saya diantar ke tempat latihan,” tambahnya.

Diananda mengaku sangat bersyukur memiliki keluarga yang mendukung penuh kariernya. Ia juga ingin mematahkan stigma bahwa menjadi seorang ibu menghalangi seseorang untuk berprestasi sebagai atlet.

“Prestasi tidak bisa diukur dari usia atau status. Yang penting adalah usaha dan semangat. Saya berdiri di sini untuk mematahkan stigma bahwa perempuan, apalagi seorang ibu, tidak bisa menjadi atlet. Itu tidak benar,” pungkasnya. [] (MC PON Aceh/Riska Zulfira)