Atlet asal Jawa Timur yang baru berusia 15 tahun ini berhasil meraih dua medali emas dalam cabang panjat tebing yang berlangsung di venue panjat tebing, kompleks Stadion Harapan Bangsa, Senin (16/9/2024).

Ia bersaing ketat menghadapi sejumlah lawan tangguh. Namun, pada final nomor lead perorangan putri, Alma harus puas dengan medali perak setelah meraih skor 42+ dan waktu pemanjatan 4 menit 32 detik.

Alma menghadapi lawan-lawan tangguh seperti Widia Fijianti dari Jawa Barat dan Sukma Lintang Cahyani dari DIY. Keduanya merupakan atlet yang telah bergabung dalam latihan nasional.

Widia meraih kemenangan pada babak final ini dengan mengalahkan Alma dari Jawa Timur dengan skor 43+, sementara Sukma Lintang Cahyani mengumpulkan skor 42+ dengan waktu pemanjatan 4 menit 48 detik.

Kompetisi di PON XXI ini merupakan debut Alma dalam memperebutkan medali emas. Remaja asal Jawa Timur ini tidak menyangka bahwa pertandingan tingkat nasional pertamanya langsung berbuah emas.

Alma sukses menyumbangkan medali emas untuk Jawa Timur dari nomor combine (boulder and lead) perorangan putri dan combined (boulder and lead) mix.

Ia mengaku awalnya sempat grogi melihat lawan-lawan yang dianggapnya lebih senior.

Alma menceritakan ketertarikannya pada cabang olahraga panjat tebing sejak berusia 4-5 tahun. Meski masih belia, Alma mulai mencoba olahraga ini.

Ketertarikannya menjadi seorang atlet dipicu oleh tokoh profesional yang sering ia lihat di televisi.

Akan tetapi, kata Alma, saat berusia 8 tahun, orang tuanya sempat menyarankan untuk mencoba beberapa cabang olahraga lain. Namun, Alma tetap berfokus pada panjat tebing.

“Saya bilang sama Ayah, kalau Alma tetap fokus di panjat tebing,” katanya.

Atas medali perak di nomor lead perorangan putri, Alma mengaku belum puas. Tak pantang menyerah, ia bertekad untuk terus berusaha dan mengikuti berbagai perlombaan.

Tak mengenal usia, Alma berkeinginan untuk lolos dan bertanding di perlombaan SEA Games.

“Itu sih target ke depan,” ucapnya.