NEWS
Hari Pertama – Pertandingan Cabang Olahraga Selancar Ombak
Rabu, 11 September 2024 | 00:00 WIB
Tipi Jabrik dalam kesempatannya dalam kata sambutan menyampaikan, “Sebagai surfer kita ingin olahraga surfing bisa disamakan dengan olahraga2 prioritas lainnya di Indonesia, dengan dipertandingkannya surfing dalam Olimpiade, seharusnya surfing selalu bisa masuk ke dalam ajang multi-event seperti PON. Ini pertama kalinya surfing dipertandingkan dalam PON dan semoga akan selalu bisa diikutsertakan dalam PON selanjutnya.”
Pertandingan dimulai pada pukul 9 pagi dengan heat pertama Divisi Shortboard Putri dengan kondisi ombak yang konsisten dan jernih setinggi 2-3 kaki. Sorotan utamanya adalah Jasmine Studer (DKI Jakarta) mencetak nilai 8.0 yang luar biasa (dari maksimal 10 poin) untuk mengalahkan Lidia Kato (Bali) dan mengakhiri heat dengan total skor 13.34 (dari maksimal 20).
Jasmine Studer atlet asal DKI Jakarta bercerita tentang kemenangannya di Round 1 dan kondisi ombak hari ini, “Ombaknya bagus, tidak ada angin, agak kecil, tapi masih bagus. Pas aku dapat point 8, aku seneng banget karena aku tau, oh ini aku bisa menang. Kondisi hari ini agak sama dengan Kuta Beach.”
Di Divisi Shortboard Putra, penampilan yang sangat kompetitif membuat penonton dan tim di pantai bertepuk tangan dan bersorak dengan semangat. Dalam banyak heat, posisi pemimpin berubah beberapa kali karena para peselancar terus tampil lebih besar dan mendapatkan skor yang lebih baik. Angin darat mulai bertiup sekitar pukul 11:30, yang memberikan kesempatan baik untuk aksi aerial, dan Raju Sena (NTT) di Heat 6 memanfaatkan sepenuhnya dengan meluncurkan aerial double grab besar yang menghasilkan skor tinggi 8.50 dari para juri dan mencetak skor gelombang tunggal tertinggi.
Raju Sena atlet asal NTT menjelaskan tentang kondisi ombak dan penampilannya setelah mendapatkan nilai tertinggi pada hari ini untuk satu ombak, “Ombaknya sangat fun, saya bisa berlatih, big turn, big air, anything can happen. Ombak di sini memang ombak beach break tapi pasirnya beda-beda, ada yang dalam, ada yang dangkal, saya coba adaptasi di sini. Ombak 8.50 tadi, i did the air, and do my best, i just try to have fun here.”
Saat ditanya tentang heat-nya melawan I Made Darmayasa asal Bali dan Pito Wardana asal Jawa Barat, Raju menjawab,”Semua heat menurut saya challenging karen-surfer-surfer yang ada di sini adalah surfer-surfer terbaik di Indonesia.”
Skor tertinggi untuk total dua ombak dalam Divisi Shortboard Putra dicetak oleh Dhany Widianto (Aceh), yang memulai Heat 5 dengan skor 8.0 untuk serangkaian manuver besar pada gelombang panjang berbelok kanan. Dia memimpin sepanjang heat, mengakhiri dengan skor 6.77 pada gelombang terakhirnya untuk mendapatkan total skor 14.77 (dari maksimal 20 poin).
Dhany menjelaskan tentang heat yang dihadapinya, “Heatnya sangat susah, ombaknya datang terus dan semoga saya bisa melakukan yang terbaik. Ombaknya susah karena ombaknya banyak, jadi susah cari posisi, jadi saya tidak bisa diam, paddle sana sini, harus cari ombak jangan hanya menunggu ombak datang.”
Selanjutnya adalah Divisi Longboard Wanita, di mana saudari Widianto, Dhea Natasya (Aceh), mencetak skor gelombang tunggal tertinggi 8.67 (dari maksimal 10 poin) untuk perjalanan panjang di mana dia mengesankan para juri dengan kemampuannya untuk noseride dan menggunakan seluruh papan, terutama sulit mengingat kondisi angin. Skor gelombang pertamanya 7.17 ditambah dengan skor tingginya menghasilkan total 15.85 dari maksimal 20 poin untuk skor gabungan tertinggi di Divisi Longboard Wanita.
Dhea Natasya atlet asal Aceh saat ditanya tentang skor tertinggi yang ia raih dalam longboard putri, “Tadi aku hangfive, ada hangten juga dan harus ada kombinasi juga.”
Dhea juga menjelaskan bagaimana ia mengatur waktu latihan sebagai surfer putri yang mengikuti dua nomor pertandingan dalam PON XXI kali ini, “Satu jam pertama aku main shortboard, satu jam selanjutnya aku main longboard. Jadi harus seimbang latihannya.”
Hari pertama diakhiri dengan aksi Divisi Longboard Putra, dan ini benar-benar hari yang membanggakan bagi Aceh karena Dhany Widianto mencetak dua skor hampir sempurna pada dua gelombang pertamanya untuk mendapatkan total 14.93 poin (dari maksimal 20) dengan skor 7.83 dan 7.10, dan kembali ke pantai dengan mengetahui bahwa dia dan saudara perempuannya telah memberikan penampilan hebat untuk Tim Aceh.
Sebuah mimpi yang menjadi kenyataan bahwa akhirnya cabang olahraga surfing (selancar ombak) dipertandingkan dalam Pekan Olahraga Nasional, yang kali ini diselenggarakan di Aceh dan Sumatra Utara. Aceh mendapatkan kehormatan menjadi tuan rumah penyelenggara pertandingan surfing.
Pekan Olahraga Nasional yang ke 21 ini menjadi tonggak sejarah penting untuk olahraga surfing setelah sekian lama berjuang untuk menjadi anggota KONI hingga akhirnya diterima dan mendapatkan kesempatan untuk mengadakan Eksebisi PON di Papua pada tahun 2022 lalu, hingga akhirnya cabang olahraga surfing resmi dipertandingkan pada Pekan Olahraga Nasional XXI Aceh – Sumut 2024.
Para surfer yang bertanding di PON XXI ini juga harus melalui Babak Kualifikasi PON yang diadakan pada September 2023 lalu. Babak kualifikasi itu diikuti 86 atlet yang berasal dari 18 provinsi. Dengan nomor pertandingan yang hampir sama dengan PON XXI kali ini, hanya saja tidak ada divisi Aerial pada saat Babak Kualifikasi PON XXI.
Pertandingan surfing PON XXI akan dilaksanakan pada tanggal 10 – 14 September 2024, melibatkan 14 provinsi. Ada 5 nomor pertandingan yang akan dipertandingkan, antara lain: Men’s Shortboard, Women’s Shortboard, Men’s Longboard, Women’s Longboard and Aerial. Kelima nomor tersebut akan diikuti oleh total 49 atlet dan akan memperebutkan 20 medali: 5 medali emas, 5 medali perak dan 10 medali perunggu untuk 2 atlet akan mendapatkan peringkat ke-3 setiap nomor pertandingannya dalam format pertandingan surfing PON XXI kali ini.